Senin, 10 Oktober 2011

Tidak Merokok adalah Bencana



Entah tujuan atau trend masyarakat jaman sekarang, yaitu tentang kesehatan dan konsep hidup sehat. Saya sendiri tidak begitu paham tentang hal tersebut, mungkin rada-rada nggak jelas gitu. Kenapa tidak jelas ? coba saja lihat dalam keseharian, lebih banyak waktu orang menjadi sehat daripada yang sakit bukan ? Sakit yang rutin paling 1 minggu atau 2 minggu sembuh, sisanya sampai bertahun-tahun jarang sakit. Mungkin pengecualian bagi yang sejak lahir kurang beruntung, memiliki potensi abnormalitas atau mengalami patologi pada organ serta fungsi organiknya sebagai manusia, tapi bagi yang normal, menjadi sakit itu bisa dihitung menggunakan jari aku pikir.

Sejak masyarakat berfikir tentang konsep hidup sehat itulah, entah sejak kapan juga kemudian mereka (masyarakat) mencari-cari penyebab timbulnya penyakit, dan kemudian mencoba memusnahkannya. Salah satu yang menjadi objek pemusnahan masal adalah ROKOK. Rokok dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai macam gangguan kesehatan, baik yg berhubungan dengan pernafasan, sampai pada persoalan kandungan dan tumbuh kembang otak (ini juga kata para ahli, entah ahli apaan). Upaya memusnahkan rokok inipun semakin hari semakin gencar dilakukan, mulai dari kebijakan/aturan larangan merokok, fatwa agama, sampai diskriminasi bagi perokok, yang mana ruang merokok di area publik semakin dipersempit.

Sebagai seorang perokok dan individu yang hidup dalam peradaban saat ini, hal tersebut rada janggal dan aneh. Janggal tatkala melihat kakek-kakek di desa perbukitan yang cukup pelosok bisa sehat sampai usia renta dengan kebiasaan merokok. Aneh tatkala melihat mereka yang ada di pedesaan tetap sehat wal'afiat tanpa sering terkena penyakit gangguan pernafasan padahal mereka merokok dengan intensitas dan frekuensi yang sangat tinggi. Aneh tatkala alim ulama dan ormas agama sampai membuat fatwa mengharamkan lintingan tembakau tersebut.

Ketika konsep itu menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pihak lain, secara nalar sehat seharusnya bisa dikatakan sebagai konsep yang gagal. Konsep yang tak perlu direalisasikan menjadi kenyataan. Bayangkan saja, bagaimana jika tiba-tiba saja para perokok diseluruh dunia berhenti merokok ? Pasti juataan manusia akan menjadi pengangguran (buruh pabrik rokok), para penjual juga akan kehilangan salah satu komoditas jualannya, dan yang jelas bagi perokok akan mengganggu aktivitas kesehariannya karena harus beradaptasi baik secara psikologis maupun biologis. Secara luas, negara bakal kehilangan pemasukan atas pajak cukai tembakau serta akan mendapatkan beban ekonomi baru karena meledaknya jumlah angka pengangguran.

Mungkin benar secara kacamata kesehatan, bahwa merokok dapat merugikan dan mengganggu kesehatan. Tapi apakah secara ekonomi, sosial, budaya dan politik merugikan ? Telaah kritis terhadap kebencian pada rokok seharusnya juga perlu dikampanyekan. Secara psikologis dan biologis sejatinya jelas, bagi para perokok tidak merokok adalah bencana, ya tidak merokok adalah bencana bagi saya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar