Belajar Menerima Kiamat
Tiap agama yg dilahirkan oleh masa lalu, dan ajaran dari suku-suku banayk mengajarkan dan memberitahu bahwa dunia ini akan memiliki ujung. Ujung dari dunia ini adalah binasanya seluruh kehidupan alam raya ini, yang kemudian dikenal dengan nama kiamat.
Tak pelak, dari pengertian yagn demikian itu, ketika mendengar bahwasannya pada waktu tertentu akan terjadi kiamat, segolongan umat manusia mempersiapkan diri. Ada yang panik dan cemas, namun ada juga yang biasa saja dalam menanggapi.
Sebagi manusia tentunya kita akan selalu dirundung oleh kelupaan dan kecuekan. Ketika diingatkan akan adanya hari akhir, barulah kita berbondong-bondong menjadi panik, mencoba mencari jalan keluar dari problematika kiamat tersebut. Alhasil, apa yg ingin kita temukan malah sebenarnya kosong alias hampa. Seperti kata para biksu, "kosong itu isi dan isi itu kosong". Seandainya kerusakan dan kebinasaan alam semesta raya ini tidak dapat terhindarkan lagi, kenapa musti kita panik ? kenapa msuti kita anggap sebagai problematika ?.....nah alhasil, belaajr menerima kiamat sebagai sebuah konsep, sebagai keyakinan atau sebagai kepastian masa depan, menjadi PR utama umat manusia hari ini. Toh mau datang esok, hari ini atau kemarin lusa, manusia hanya bisa belajar menerima..........hmmm, bahkan menerima pun harus melalui proses belajar ya ? :D